Jumat, 15 April 2016

NORMA DAN PRAKTIK BUDAYA DALAM KEHIDUPAN SEKSUALITAS DAN KEMAMPUAN REPRODUKSI


 
Seksualitas adalah ekspresi fisiologis dan psikologis dari perilaku seksual. Seksualitas berkaitan dengan variable biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual dari kehidupan yang mempengaruhi kepribadian dan hubungan interpersonal. Hal ini termasuk persepsi diri, harga diri, sejarah pribadi, kepribadian, konsep cinta, keintiman dan citra tubuh.

Reproduksi adalah suatu proses biologis untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau keturunan dari organisme yang menghasilkannya (orang tua / induk). Dalam biologi reproduksi mengacu pada fungsi dimana makhluk hidup menghasilkan keturunan untuk melanjutkan jenis mereka.

Contoh budaya dalam kehidupan seksualitas a. Biseksualitas Biseksualitas dapat diartikan seseorang yang menyukai laki-laki maupun perempuan b. Seks bebas Merupakan perilaku yang tidak terpuji, tidak sesuai dengan penerapan akhlak budi pekerti kita sebagai masyarakat yang berbudaya dan beragam.
Homoseksualitas Rasa ketertarikan atau rasa suka antar individu yang berjenis kelamin sama. Homoseksualitas dibedakan menjadi : 
Lesbianisme Bila seorang perempuan menyukai sesama jenisnya atau perempuan. 

Homoseksualitas Bila seorang laki-laki menyukai sesama jenisnya atau laki-laki.

MAKALAH PSIKOLOGI MASA REMAJA

MAKALAH
PSIKOLOGI MASA REMAJA




NAMA        : WULANDARI NURDIN
NIM            : 15140063
KELAS       : B12.1




DIV-BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016








KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat terselesaikan . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
    Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




Yogyakarta, 28 Maret 2016
Penyusun

Wulandari Nurdin










DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................. 1
Bab I Pendahuluan ........................................................................................................... 3
Bab II Pembahasan .......................................................................................................... 5
Bab III Penutup ............................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 12










BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Menurut Stanley Hall, usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa  merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1.      Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2.      Ketidakstabilan emosi.
3.      Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4.      Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5.      Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6.      Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7.      Senang bereksperimentasi.
8.      Senang bereksplorasi.
9.      Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10.  Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan mengikuti kegiatan berkelompok.
11.  Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari remaja?
2.      Apa saja ciri-ciri pada remaja?
3.      Apa saja tahap-tahap  pada perkembangan remaja?
4.       Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan remaja?
5.      Apa saja perubahan fisik dan pisikologis pada masa remaja?
6.      Apa saja permasalahan pada masa remaja?

C.  Tujuan
1.       Untuk mengetahui pengertian dari remaja.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri pada remaja.
3.      Untuk mengetahui tahap-tahap  pada perkembangan remaja.
4.      Untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.
5.      Untuk mengetahui perubahan fisik dan pisikologis pada masa remaja.
6.      Untuk mengetahui permasalahan pada masa remaja.




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Remaja

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon, bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari, masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat, remaja adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:
Masa remaja awal, 12 - 15 tahun
Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun.
B.  Ciri-ciri Masa Remaja
Ciri-ciri Remaja adalah sebagai berikut:
1.      Pemekaran diri sendiri (extension of the self).
Ditandai dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari diri sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki, salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang yang dicintainya untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya, ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa depan.

2.      Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self objectivication).
Ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Dia tidak marah jika dikritik pada saat-saat yang yang diperlukan ia dapat melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar.

3.      Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life).
Hal itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannnya dan mengucapkankannya dalam kata-kata. Ia tahu kedudukannnya dalam masyarakat ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapatnya serta sikap sikapnya cukup jelas dan tegas.


C.  Tahap – tahap Perkembangan Remaja
Tahap-tahap perkembangan remaja menurut Stevenson adalah sebagai berikut:
1.    Periode masa pra pubertas usia 12-18 tahun.
Masa pra pubertas merupakan masa peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri-cirinya:
a.    Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
b.   Anak mulai bersikap kritis
Masa pubertas usia 14-16 tahun merupakan masa remaja awal. Ciri-cirinya:
a.    Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
b.   Memperhatikan penampilan
c.    Sikapnya tidak menentu/plin-plan
d.   Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

Masa akhir pubertas usia 17-18 tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Ciri-cirinya:
a.    Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
b.   Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.

Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a.    Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
b.   Mulai menyadari akan realitas
c.    Sikapnya mulai jelas tentang hidup
d.   Mulai nampak bakat dan minatnya

D.  Aspek-aspek Perkembangan Remaja
1.    Perkembangan fisik
Menurut Papalia dan Olds, yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif.
2.    Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.

3.    Perkembangan kepribadian dan sosial
Menurut Papalia & Olds, yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup.


E.   Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
1.    Faktor Pribadi
Setiap anak berkepribadian khusus. Keadaan khusus pada anak bisa menjadi sumber munculnya berbagai perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat, atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan, kematangan, atau perangsangan dari lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau berfungsi.
Sehubungan dengan masalah pelajaran ini, perasaan-perasaan tertekan dan beban yang tidak sanggup dihadapi juga dapat timbul karena berbagai hal yang lain seperti berikut ini:
a.    Tuntutan dari pihak orang tua terhadap prestasi anak yang sebenarnya melebihi kemampuan dasar yang dimiliki anak.
b.   Tuntutan terhadap anak agar ia bisa memperlihatkan prestasi-prestasi seperti yang diharapkan orang tua.
c.    Tekanan dari orang tua agar anak mengikuti berbagai kegiatan, baik yang berhubungan dengan pelajaran-pelajaran sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan bakat dan minat.
d.   Kekecewaan pada anak karena tidak berhasil memasuki sekolah atau jurusan yang dikehendaki dan yang tidak dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua. Kekecewaan yang berlanjut pada penilaian bahwa harga dirinya tidak perlu dipertahankan karena orang tua tidak mencintainya lagi.

2.    Faktor Keluarga
Keluarga adalah unit sosial yang paling kecil dalam masyarakat. Lingkungan keluarga berperan besar karena merekalah yang langsung atau tidak langsung terus-menerus berhubungan dengan anak, memberikan perangsangan (stimulasi) melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua dengan anak.

3.    Lingkungan Sosial dan Dinamika Perubahannya
Lingkungan sosial dengan berbagai ciri khusus yang menyertainya memegang peranan besar terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak. Kesenjangan antara norma, ukuran, patokan dalam keluarga dengan lingkungannya perlu diperkecil agar tidak timbul keadaan timpang atau serba tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan munculnya perilaku tanpa kendali, yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang ada.
Lingkungan pergaulan anak adalah sesuatu yang harus dimasuki karena di lingkungan tersebut seorang anak bisa terpengaruh ciri kepribadiannya, tentunya diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik. Di samping itu, lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat. Karena itu, lingkungan sosial sewajarnya menjadi perhatian kita semua, agar bisa menjadi lingkungan yang baik, yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif atau patologis pada anak maupun remaja.

F.   Perubahan Fisik dan Psikologis pada Remaja
Perubahan fisik dan psikologis pada remaja menurut Prawirosudirjo sebagai berikut:
1.    Perubahan Fisik
a.    Perubahan fisik pada wanita remaja antara lain:
1)      Pertumbuhan fisik lebih menonjol, tinggi dan besar badannya.
2)      Kulit menjadi lebih halus.
3)      Buah dada (payudara) membesar.
4)      Timbunan lemak pada bagian badan tertentu lebih banyak: pinggul, pantat, sekitar dada, sekitar pinggang tampak kecil atau ramping.
5)      Suara meninggi satu oktaf.
6)      Tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu, sekitar kemaluan dan ketiak.

b.    Perubahan fisik pada laki-laki Remaja
1)      Testis membesar.
2)      Tumbuh rambut pada bagian tertentu, kumis, janggut, sekitar dada, ketiak dan sekitar kemaluan.
3)      Suara menurun satu oktaf lebih rendah nadanya.
4)      Mimpi basah.

2.    Perubahan psikologis pada remaja
a.    Perubahan psikologi pada wanita remaja
1)      Pasif dan menerima.
2)      Cenderung menerima perlindungan.
3)      Minatnya tertuju pada hal yang sifatnya emosional dan kongkrit.
4)      Berusaha mengikuti dan mengenang orang lain.
5)      Sifatnya subyektif

b.    Perubahan psikologi pada laki-laki remaja
1)      Aktif memberi.
2)      Cenderung memberikan perlindungan.
3)      Minatnya tertuju pada hal-hal yang bersifat interaktual abstrak.
4)      Berusaha memutuskan sendiri dan ikut bicara.
5)      Sifatnya objektik.

G.  Permasalahan pada Masa Remaja
Permasalahan pada masa remaja menurut Stevenson adalah sebagai berikut:
1.    Masalah dengan keluarga
Kebanyakan anak yang dalam masa remaja pasti menginginkan masa remaja mereka ingin sempurna dan di perhatikan oleh keluarga terutama pada ayah dan ibu. Tapi bagi sebagian mereka yang masa remajanya ingin sempurna harus meninggalkan sedih di hati karena harus menghabiskan masa remaja mereka di jalanan bergabung dengan mereka yang masa remajanya kurang beruntung, itu semua terjadi karena pertengkaran yang terjadi pada orang tua dan melibatkan anak – anak mereka yang tidak seharusnya terlibat, karena kalau orang tua melibatkan masalah mereka kepada anaknya bisa membuat anak tersebut berpikir yang harusnya belum dia pikirkan dan bisa membuat dia menjadi depresi.

2.    Masalah percintaan
Dalam masa remaja ini kita bisa mengenal yang namanya cinta biarpun yang di bilang itu cinta monyet, tapi gara – gara cinta bisa merusak masa remaja kita apa lagi kalau kita semua sudah mengenal free sex (seks bebas). Dalam kalangan remaja tidak mungkin tidak tahu yang namanya cinta, tapi inilah masalah yang sering terjadi di saat kita hanyut dengan cinta. Kita bisa saja melakukan apa saja untuk sampai – sampai kita bisa melupakan keluarga kita sendiri.

3.    Masalah lingkungan
Lingkungan sangat berperan penting dalam masa remaja karena lingkungan sangat mempengaruhi masa pertumbuhan remaja. Jika lingkungan yang ditempati baik maka berdampak positif terhadap remaja itu dan sebaliknya, Jika lingkungan yang di tempati itu buruk, maka berdampak negatif bagi perkembangan remaja. Maka dari itu kita harus bisa menentukan mana yang baik dan yang buruk




BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari penulisan makalah diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa bahwa remaja adalah masa yang ditandai dengan perubahan-perubahan cepat pada jasmani yang berbarengan dengan matangnya organ seks, yang selanjutnya diikuti oleh perkembangan psikis yang meliputi perubahan emosi dengan melepaskan diri dari ikatan orangtua ketika anak harus dapat berdiri sendiri. Dan masalah lingkungan pun menjadi faktor yang mendasari perkembangan anak-anak awal remaja sampai dewasa dalam berperilaku positif untuk menentukan kualitas masa depan yang baik.

B.  Saran
Dalam permasalahan remaja orang tua sangat berperan penting terhadap perkembangan psikologi seorang anak, sehingga orang tua harus lebih memperhatikan perilaku anaknya. Sebagai orang tua kita harus lebih terbuka terhadap masalah-masalah yang ada pada keluarga, agar tercipta kenyamanan dan keharmonisan dalam keluarga. Para remaja pun harus bisa membatasi pergaulan dan bisa memilih mana pergaulan yang positif dan negatif. Karena, lingkungan juga berperan penting terhadap perubahan perkembangan remaja.






DAFTAR PUSTAKA

Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prawirosudirjo, 2003, Menginjak Masa Remaja, Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga, Jakarta.
Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
Setiono, L.H. (2002). Beberapa Permasalahan Remaja. Diakses dari www.e-psikologi.com
www.wikipedia.com