Minggu, 12 Juni 2016

KONSEP PERIODE POST NATAL



 BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Masalah kelahiran seorang bayi merupakan prioritas utama bagi kementrian kesehatan Republik Indonesia, itu semua dikarenakan angka kematian ibu melahirkan yang semakin meningkat. Permasalahan tersebut menjadi prioritas utama kementerian kesehatan Republik Indonesia, sehingga pemerintah memberikan jaminan persalinan bagi seorang ibu yang akan melahirkan, dengan harapan angka kematian ibu melahirkan dapat berkurang. Jaminan persalinan yang diberikan pemerintah menjadikan penduduk Indonesia semakin meningkat dengan kelahiran seorang bayi. Jaminan persalinan diberikan kepada siapapun yang membutuhkan tanpa memandang status ekonomi. Program itu pula yang memicu sebuah keluarga untuk memiliki anggota baru. Disamping itu ada beberapa masalah dalam kehamilan ataupun kelahiran seorang bayi (Nirmawati. Y., 2013)
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Hasnawati. et.all., 2010)
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu : perdarahan (25%, biasanya perdarahan pascapersalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%). World Health Organization (2008) melaporkan pada tahun 2005 terdapat 536.000 wanita meninggal akibat akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, dan 400 ibu meninggal per 100.000 kelahiran hidup (Maternal Mortality Ratio). Angka kematian ibu (AKI) di negara maju diperkirakan 9 per 100.000 kelahiran hidup dan 450 per 100.000 kelahiran hidup di negara berkembang. Hal ini mengindikasikan bahwa 99% dari kematian ibu oleh karena kehamilan dan persalinan berasal dari negara berkembang (Saifuddin AB.et.all, 2012)
Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam pertama (Prawirohardjo & Sarwono, 2006). Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah yang komlpeks yang sulit diatasi. AKI merupakan sebagai pengukuran untuk menilai keadaan pelayanan obstretri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan obstetri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya (Lestari. S.P., 2013).
Setiap tahun ada sekitar 200.000 juta ibu hamil di negara berkembang, 500.000 di antaranya akan meninggal karena penyebab yang berhubungan dengan kehamilan, dan jutaan lainnya akan mengalami komplikasi kehamilan yang signifikan. Selain itu, tujuh juta kematian perinatal terjadi akibat masalah kesehatan maternal. Sedangkan 12% dari kematian ibu di negara berkembang disebabkan karena eklampsia (Nirmawati. Y., 2013)
AKI mengacu pada jumlah kematian ibu  yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007)  sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun  2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (Ratu M.N. et.all., 2012).
Menurut hasil survei di RSUD Raden Mattaher Jambi tercatat bahwa jumlah persalinan dengan retensio plasenta, yaitu : tahun 2011 kasus retensio plasenta terdapat 49 kasus (5,3 %) per 924 persalinan normal dan tahun 2012 kasus retensio plasenta terdapat 54 kasus (6,1 %) per 892 persalinan normal (Ratu M.N. et.all., 2012). Menurut Costance Sinclair (2009), masalah-masalah yang terjadi pada ibu hamil dan melahirkan seperti demam nifas, nyeri pada simfisis pubis, kesulitan berjalan atau berdiri dan kesulitan dalam hubungan seksual, tromboflebitis pelvis septic, pendarahan yang luar biasa disertai tingginya angka kematian ibu (AKI) memicu seorang ibu menjadi cemas dan takut dalam mengandung ataupun melahirkan seorang bayi. Akan tetapi banyak ibu yang belum mengetahui masalah-masalah tersebut karena kurangnya informasi yang mereka peroleh.
Untuk mengatasi dampak negatif dari masa postpartum yang kemungkinan akan terjadi, peran perawat sebagai edukator untuk memberikan pengetahuan kepada wanita hamil atau melahirkan dan penatalaksanaan seperti Manajemen aktif kala tiga persalinan mempercepat kelahiran plasenta dapat mencegah atau mengurangi perdarahan postpartum sangat diperlukan. Serta perawatan postpartum sampai kondisi pasien kembali normal seperti sebelum hamil dapat dilakukan semaksimal mungkin. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada Ny.D dengan Post Partum.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana perubahan sistem reproduksi dan manajemen laktasi pada ibu post partum?
2.      Bagaimana psikososial aspek periode post partum?
3.      Bagaiman nutrisi ibu menyusui?
4.      Bagaimana proses keperawatan pada masa postnatal?

C.    TUJUAN
Memahami perubahan sistem reproduksi, manajemen laktasi, psikososial aspek periode post partum, nutrisi ibu menyusui dan proses keperawatan pada masa postnatal.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      BIOPSISIK ASPEK PERIODE POST PARTUM
1.    Perubahan System Reproduksi
Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem organ tubuhnya. Oleh karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan memberikan pendidikan kesehatan sewaktu ibu melakukan kunjungan kehamilan. Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan dapat mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut. Sistem reproduksi ibu salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam kehamilan. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi perubahan pada vagina dan vulva, servik, uterus  dan ovarium.
a.    Vagina dan Vulva
Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi dan hiperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos. Akibat peregangan otot polos menyebabkan vagina menjadi lebih lunak. Perubahan yang lain adalah peningkatan sekret vagina dan mukosa vagina memetabolisme glikogen. Metabolisme ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen. Peningkatan laktobasilus menyebabkan metabolisme meningkat. Hasil metabolisme (glikogen) menyebabkan pH menjadi lebih asam (5,2 – 6). Keasaman vagina berguna untuk mengontrol pertumbuhan bakteri patogen.
b.    Servik
Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga menyebabkan massa dan  kandungan air meningkat. Peningkatan vaskularisasi dan edema, hiperplasia dan hipertrofi kelenjar servik menyebabkan servik menjadi lunak (tanda Goodell) dan servik berwarna kebiruan tanda Chadwick. Akibat pelunakan isthmus maka terjadi antefleksi uterus berlebihan pada  3 bulan pertama kehamilan.

c.    Uterus

Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia dan hipertrofi sel. Hal ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Penyebab pembesaran uterus antara lain:

1.         Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;
2.         Hiperplasia dan hipertrofi, dan
3.         Perkembangan desidua
Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus mencapai umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000 cc. Perubahan bentuk dan posisi uterus antara lain: bulan pertama  uterus berbentuk seperti alpukat, 4 bulan berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim normal sebesar telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa.
Selama kehamilan, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis. Fundus pada servik mudah fleksi disebut  tanda Mc Donald. Korpus uteri dan servik melunak dan membesar pasca umur kehailan minggu ke 8 yang disebut tanda Hegar. Sedangkan posisi rahim pada awal kehamilan adalah antefleksi atau retrofleksi, pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga perut.

Umur Kehamilan
12 minggu
3 jari di atas simpisis
20 minggu
3 jari di bawah pusat
24 minggu
Setinggi pusat
28 minggu
3 jari di atas pusat
32 minggu
Pertengahan pusat dengan prosessus xifoideus
36 minggu
Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu
2 jari di bawah prosessus xifoideus

d.   Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Pasca plasenta terbentuk, korpus luteum gravidatum mengecil dan korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.

2.    Manajemen laktasi
Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu(ASI) merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonates (Nugroho, 2011, p.3). Komponen yang terkandung didalam ASI sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan dan perlindungan pertama terhadap infeksi. Proses pembentukan air susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan hipotalamus, dan payudara yang telah dimulai saat fetus sampai pada paska persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak sama,dengan terjadinya kehamilan pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan proses pembentukan air susu (Laktasi). Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui,mulai dari ASI di produksi sampai bayi manghisap dan menelan (Prasetyono, 2009, p.61). Laktasi adalah suatu seni yang harus di pelajari kembali tanpa diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal, yang diperlukan adalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui dan dukungan dari berbagai pihak khususnya suami (Roesli, 2005, p.1).  Menyusui terbaik untuk bayi karena ASI mudah di cerna dan memberikan gizi dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi, Menyusui lebih nyaman dan lebih murah dari pada susu formula, dan ASI selalu siap pada suhu yang stabil dengan temperatur tubuh (Proverawati, 2010, p.33). Manajemen Laktasi
1.         Pengertian
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk  membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap,yaitu pada masa kehamilan(antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun(postnatal) (Perinasia, 2007, p.1). Manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui (Prasetyono, 2009, p.61) . Dan ruang lingkup manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan,setelah persalinan,dan masa menyusui bayi.
2.         Periode Manajemen laktasi
a.     Masa kehamilan (Antenatal)
Hal yang perlu diperhatikan dalam menejemen laktasi sebelum kelahiran adalah:
1.   Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASi, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak negative pemberian susu formula.
2.   Ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat kehamilan kondisi puting payudara,dan memantau kenaikan berat badan saat hamil.
3.   Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan hingga ibu siap untuk menyusui, ini bermaksut agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang mencukupi kebutuhan bayi.
4.   Ibu senantiasa mencari informasi tentang gisi dan makanan tambahan sejak kehamilan trimester ke-2.makanan tambahan saat hamil sebanyak 1 1/3 kali dari makanan yang dikonsumsi sebelum hamil (Prasetyono, 2009, p.62).
b.      Masa Persalinan (Perinatal) Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi saat kelahiran adalah :
1)      Masa persaliinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan bayi selanjutnya,bayi harus menyusui yang baik dan benar baik posisi maupun cara melekatkan bayi pada payudara ibu.
2)      Membantu ibu kontak langsung dengan bayi selama 24 jam agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
3)      Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan (Prasetyono, 2009, p.62).
c.       Masa Menyusui (Postnatal)
Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi setelah kelahiran adalah:
1.   Setelah bayi mendapatkan ASI pada minggu pertama kelahiran,ibu harus menyusui bayi secara eksklusif selama 4 bulan pertama setelah bayi lahir dan saat itu bayi hanya diberi ASI tanpa makanan tambahan.
2.   Ibu mencari informasi yang tentang gisi makanan ketika masa menyusui agar bayi tumbuh sehat.
3.   Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya dan menenangkan pikiran serta menghindarkan diri dari kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
4.   Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan(merujuk posyandu atau puskesmas). Bila ada masalah dalam proses menyusui.
5.   Ibu tetap memperhatikan gisi/makanan anak,terutama pada bayi usia 4 bulan (Prasetyono, 2009, p.63).
3.         Manfaat menyusui
Jika seorang ibu memberikan air susu ibu(ASI) kepada bayinya,hal ini dapat menguntungkan baik bagi bayinya maupun ibu,antara lain:
a.       Manfaat ASI bagi bayi:
1)        Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
2)        Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit.
3)        Melindungi anak dari serangan alergi.
4)        Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi lebih pandai.
5)        Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara.
6)        Membantu pembentukan rahang yang bagus.
7)        Menunjang perkembangan motorik sehiingga bayi akan cepat bias berjalan(Roesli, 2005, p.6).
b.      Manfaat ASI bagi ibu:
1)        Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
2)        Mengurangi terjadinya anemia
3)        Menjarangkan kehamilan
4)        Mengecilkan rahim
5)        Ibu lebih cepat mengalami penurunan berat badan
6)        Mengurangi kemungkinan menderita kanker
7)        Lebih ekonomis dan murah
8)        Tidak merepotkan dan hemat waktu
9)        Lebih praktis dan portable
10)    Memberi kepuasan bagi ibu tersendiri (Roesli, 2005, p.7) .
c.       Manfaat ASI bagi Lingkungan:
1)        Mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia
2)        Tidak menambah polusi udara karena pabrik-pabrik yang mengeluarkan asap.
d.      Manfaat ASI bagi Negara:
1)        Penghemat devisa untuk membeli susu formula dan perlengkapan menyusui
2)        Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntahmuntah, mencret dan sakit saluran nafas
3)        Penghematan obat-obatan,tenaga dan sarana kesehatan.
4)        Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara.
e.       Manfaat ASI bagi keluarga
1)        Aspek ekonomi: ASi tidak perlu dibeli dan membuat bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat
2)        Aspek psikologis: menjarangkan kelahiran,dan mendekatkan  hubungan bayi dengan keluarga.
3)        Aspek kemudahan : Sangat praktis sehingga dapat di berikan dimana saja dan kapan saja dan tidak merepotkan orang lain.
Manajemen laktasi pada ibu bekerja
Manajemen laktasi pada ibu bekerja adalah upaya yang dilakukan ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya khususnya pada ibu yang bekerja.
Tehnik yang dianjurkan antara lain:
a.       Sebelum berangkat kerja ibu tetap menyusui bayinya
b.      ASI yang berlebihan dapat diperas atau di pompa,kemudian disimpan dilemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja
c.       Selama ibu bekerja ASi dapat diperas atau di pompa dan di simpan di lemari pendingin di tempat kerja,atau diantar pulang.
d.      Bayi dapat di titipkan ke tempat penitipan bayi apabila kantor atau instansi menyediakan tempat.
e.       Setelah ibu di rumah,perbanyak menyusui yaitu saat malam hari Perawat bayi dapat membawa bayi ketempat ibu bekerja bila  memungkinkan.
f.       Ibu dianjurkan untuk istirahat, minum cukup,makan dengan gizi  cukup untuk menambah produksi ASI (Taufan, 2011, p.65).
Cara memerah ASI dengan tangan/jari secara manual adalah
a.    Cara yang pertama ibu dianjurkan untuk mengambil sebuah mangkuk atau gelas yang bersih dan diisi dengan air mendidih kedalamnya,lalu biarkan tertutup selama beberapa menit,setelah itu ditiriskan.
b.    Mencuci tangan ibu dengan air dan sabun
c.    Ibu dianjurkan untuk duduk dan berdiri di tempat yang terang dan nyaman dan dekatkan mangkok ke payudara ibu
d.   Memegang payudara dengan meletakkan ibu jari diatas areola sampai putting susu, dan jari telunjuk tepat di bawahnya.
e.    Menekan dengan lembut payudara diantara ibu jari dan jari telunjuk ke belakang kearah tulang dada
f.     Diteruskan dengan menekan ibu jari dan jari telunjuk serta melepaskannya secara bergantian,setelah dilakukan berulangulang ASI akan mulai mengalir.
Cara penyimpanan ASI
ASI adalah cairan hidup,selain makanan ASI mengandung zat anti infeksi,cara penyimpanan ASI perah akan menentukan kualitas antiinfeksi dan makanan yang di kandungnya.
a.       Anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu ASI tetap segar dalam waktu yang lebih lama karena akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat dalam ASI perah yang disimpan.
b.      Setelah di cairkan ASI harus habis dalam waktu 1 jam, dan sisa ASI tidak boleh dimasukkan lagi dalam lemari es
c.       Tulis jam, hari dan tanggal saat diperah
Lama Penyimpanan ASI
1.         Dalam ruangan dengan suhu 27-32oC kolostrum dapat disimpan selama 12 jam
2.         ASI bisa bertahan pada suhu ruangan atau di udara luar selama 6-8 jam
3.         ASI bisa bertahan dalam termos es selama 24 jam
4.         ASI dapat bertahan 6 bulan pada freezer (Roesli, 2005)
Cara memberikan ASI perah dengan gelas ataupun sendok adalah:
a.              Pangku bayi dengan posisi setengah duduk di pangkuan ibu
b.             Tempelkan tepi cangkir/sendok kecil berisi ASI perah,pada bibir bawah bayi sehingga ASI menyentuh bibir bayi dan akan meminum dengan dorongan lidahnya
c.              Jangan menuangkan ASI kedalam mulut bayi,pegang saja cangkir atau sendok diatas bibir bayi dan biarkan bayi meminumnya sendiri
d.             Jika bayi merasa cukup kenyang ia akan menutup mulutnya .
Cara Memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi
a.              ASI dipanaskan dengan cara membiarkan botol di aliri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran.
b.             Merendam botol di dalam baskom atau mangkok yang berisi air panas atau bukan mendidih.
c.              Ibu tidak boleh memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci atau alat pemanas lainnya kecuali menggunakan alat khusus untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI.
d.             Susu yang sudah di panaskan tidak bisa di simpan lagi.
Masalah laktasi pada Ibu bekerja
Semua ibu harus memberikan ASI eksklusif kepada bayinya,saat ini diketahui bahwa fenomena yang terjadi ibu yang bekerja banyak yang tidak menyusui bayinya sampai mendapatkan ASI eksklusif.karena ibu-ibu yang bekerja memiliki pemikiran yaitu:
1.      Ibu mengkhawatirkan dan beranggapan bahwa ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan bayi saat ibu bekerja.
2.      Saat ini sebagian besar ibu bekerja menghentikan menyusui bayinya dikarenakan alasan pekerjaan yang memakan waktu lama.
3.      Ibu menganggap susu formula lebih praktis dan terjangkau, lebih mudah didapat sehingga ibu yang bekerja tidak terlalu khawatir (Syarifah, 2008, p.58).

B.  PSIKOSOSIAL ASPEK PERIODE POST PARTUM
1.        Psikososial pada Masa Nifas
Proses adapatasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan,menjelang proses kehamilan maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bidan dan keluarga untuk membantu ibu beradaptasi pada masa nifas adalah peran dan fungsinya ibu menjadi orang orang tua, respond an dukungan psikososial dari keluarga, sejarah riwayat, dan pengalaman masa kehamilan dan persalinannya,harapan,keinginan dan aspirasi pada saat hamil dan melahirkan. Semuanya saling berkaitan selama proses adaptasi nifas. Ketidakbahagiaan masa kehamilan akan memperburuk adaptasi fase nifasnya. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan selama masa nifas ialah:
1.    Kondisi fisiknya, seperti kesehatan organ reproduksi ibu
2.    Gizi dan lingkungna nifas yang bersih.
3.    Pemberian dukungan dari suami atau kelurga besarnya.
2.        Masalah- Masalah Psikologis pada Masa Nifas
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung 30 hari. Depresi post partum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Depresi post partum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan , mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido. Tingkat keparahan depresi post partum bevariasi. Keadaan ekstrim yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami kesedihan sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa awal post partum, yang disebut dengan “ baby blues/ maternity blues”. Gangguan post partum yang paling berat disebut “psikosis/psikosa post partum atau melankolia”. Diantara dua keadaan ekstrim tersebut terdapat keadaan yang mempunyai tingkat keparahan sedang yaitu “depressi post partum/neurosa post partum” . (Regina , 2011)
a.    Baby Blues
Post partum blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan,labilitas persaan dan depresi pada ibu . Diperkirakan hampir 50-70% seluruh wanita pasca melahirkan akan mengalami baby blues atau post natal syndrome yang terjadi pada hari ke-4 -10 pasca persalinan.
b.    Depresi Post Partum
        Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdya dan merasa serba kurang mampu,tertindih oleh beban terhadap tangung jawab terhadap bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk menghilangakan perasaan itu.Depresi post partum dapat berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat atau lebih ringan.Gejalanya sama saja tetapi di samping itu,ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai seorang ibu (usia 35-50 tahun). Misalnya gagalnya mencapai sasaran-sasaran yang telah di rencanakan anak-anak mulai meningalkan rumah dan lain-lain,semua ini bisa menyebabkan depresi.Menurut catatan psikiater orang-prang yang menikah lebih banyak mengalami depresi dari pada yang  yang tidak menikah.Para ahli mengatakan hal ini di sebabkan oleh konflik-konflik interpersonal yang timbul dalam relasi yang dekat didalam perkawinan.
        Di samping itu perempuan dua kali lebih banya di diagnosa sebagai memngalami depresi dari pada laki-laki penyeba masie belum di ketahui dengan pasti.Apakah mungkin karena bedanya biologis karena wanita lebih mudah menyatakan perasaanya atau karena perempuan lebih banyak mengalami stress sosial karena tidak berhasil memenuhi keinginan mereka di masyarakat.

C.  NUTRISI IBU MENYUSUI
Ibu yang menyusui hendaknya menjaga kualitas ASInya dengan makanan yang sehat dan bergizi. Selain itu kondisi tubuh juga harus dijaga. Berikut ini beberapa makanan sehat untuk ibu menyusui antara lain:
a.         Ikan Salmon
Sebetulnya jenis ikan-ikanan baik untuk ibu menyusui, namun yang paling baik adalah Ikan salmon. Salmon memiliki kandungan omega-3 berjenis EPA (Eicosapentaenoic acid) dan DHA (Docosahexaenoic acid). DHA sangat bagus bagi perkembangan sarat dan meningkatkan kecerdasan sang bayi, sedangkan EPA baik untuk jantung dan pembentukan sel darah.
b.        Susu Rendah Lemak
Saat ini banyak ibu memilih susu rendah lemak non-sapi yang biasa dikenal dengan Susu Soya atau Susu Kedelai. Susu kedelai ini bermanfaat untuk mengatasi alergi pada bayi. Selain itu, susu kedelai mengandung lesithin, antioksidan, saponin dan isoflavon; kandungan zat untuk pencegahan pertumbuhan sel tidak normal.
c.         Daging Sapi Tanpa Lemak
Mengkonsumsi daging sapi non-lemak sangat bagus karena mengandung banyak zat besi. Dimana zat besi dibutuhkan oleh ibu untuk menambah energi yang terkuras akibat pasca melahirkan dan menyusui.
d.        Jeruk dan Sayuran
Jeruk mengandung vitamin c dimana sangat bagus untuk suplai ibu yang menyusui. Vitamin c sangat dibutuhkan oleh ibu saat menyusui dibanding saat hamil. Sedangkan sayuran jelas bermanfaat bagi nutrisi dan pencernaan bayi anda.
e.         Roti Gandum
Gandum mengandung asam folat yang sangat bagus bagi perkembangan otak bayi. Asam folat jelas merupakan asupan penting bagi ASI. Anda bisa mengkonsumsi roti gandum untuk mensuplai kebutuhan asam folat. Selain gandum, sayuran yang mengandung asam folat tinggi yaitu bayam, jagung, kentang.
f.         Telur
Telur juga penting bagi Ibu menyusui karena mengandung sumber vitamin D yang tinggi. Vitamin D berfungsi untuk menjaga tulang ibu dan perkembangan tulang bayi pada masa pertumbuhan.
g.        Air putih
Frekeunsi air yang keluar lewat ASI dan aktifitas ibu yang lainnya jelas membutuhkan air putih agar tidak kekurangan cairan. Minumlah air putih yang berkualitas, jika mengkonsumsi air kemasan pilihlah yang terbaik.
Dengan mengkonsumsi makanan sehat untuk ibu menyusui di atas diharapkan nutrisi sang ibu terpenuhi dengan baik, maka ASI yang keluar pun juga banyak. Sehingga sang bayi akan mendapat asupan ASI dengan gizi yang seimbang. Ketika seorang ibu yang sedang menyusui mengalami kondisi badan yang kurang sehat, bisa jadi ASI yang dihasilkan pun kurang banyak. Anda bisa menambahkan makanan atau minuman agar ASI anda bisa bertambah. Di apotek atau toko-toko seperti super dan mini market sudah banyak dijual susu yang memang dikhususkan untuk mencukupi asupan gizi bagi ibu yang sedang menyusui.
Menu makan yang seimbang sarat akan gizi serta dengan didukung olahraga ringan bagi ibu yang sedang menyusui bisa menjadi kombinasi yang bagus. Jangan lupa juga untuk beristirahat dengan istirahat yang cukup. Menjauhkan dari makanan yang tidak sehat serta menghindarkan diri dari minuman seperti alcohol akan menjaga kondisi tubuh bagi ibu yang sedang menyusui. Peran suami juga penting dalam memperhatikan suplai makanan yang baik untuk ibu menyusui.

D.      PROSES PERAWATAN PADA MASA POST NATAL
1.      PENGKAJIAN
a.        Pengkajian Fisik
1)        Riwayat kesehatan sebelumnya
2)        Tanda-tanda Vital
3)        Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4)        Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5)        Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6)        Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7)        Rektum: hemoroid, dll.
8)        Aktivitas sehari-hari.
b.        Pengkajian Psikologis
1)        Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan.
2)        Spesifik: depresi postpartum.
3)        Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.
2.      DIAGNOSA KEBIDANAN
1)        Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
2)        Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui.
3)        Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan.
4)        Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
5)        Gangguan eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, nyeri episiotomi, penurunan aktivitas.
6)        Kurang pengetahuan: Perawatan post partum b.d. Kurangnya informasi tentang penanganan postpartum.

3.      INTERVENSI
Dx 1
Tujuan           : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri ibu berkurang
Kriteria hasil : skala nyeri 0-1, ibu mengatakan nyerinya berkurang sampai hilang, tidak merasa nyeri saat mobilisasi , tanda vital dalam batas normal . S = 37 C . N = 80 x/menit, TD = 120/80 mmHG , R = 18 – 20 x / menit
Intervensi :
a.         Kaji ulang skala nyeri
R/ mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
b.        Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
R/ untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
c.         Motivasi : untuk mobilisasi sesuai indikasi
R/ memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusi dan mengurangi nyeri secara bertahap.
d.        Berikan kompres hangat
R/ meningkatkan sirkulasi pada perinium
e.         Delegasi pemberian analgetik
R/ melonggarkan system saraf perifer sehingga rasa nyeri berkurang
Dx 2
Tujuan:  setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ibu dapat mencapai
kepuasan menyusui
Kriteria hasil : ibu mengungkapkan proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang cukup.

Intervesi :
a.         Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui sebelumnya.
R/ membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar memberikan intervensi yang tepat.
b.        Demonstransikan dan tinjau ulang teknik menyusui
Rasional : posisi yang tepat biasanya mencegah luka/pecah putting yang dapat merusak dan mengganggu.
c.         Anjurkan ibu mengeringkan puting setelah menyusui
d.        R/ agar kelembapan pada payudara tetap dalam batas normal.
Dx 3
Tujuan : setelah diberikan askep diharapkan infeksi pada ibu tidak terjadi
Kriteria hasil : dapat mendemonstrasikan teknik untuk menurunkan resiko infeksi, tidak  terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
a.         Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan episiotomi.
R/ untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan mengintervensi dengan tepat.
b.        Sarankan pada ibu agar mengganti pembalut tiap 4 jam.
R/ pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan media yang menjadi tempat berkembangbiaknya kuman.
c.         Pantau tanda-tanda vital.
R/ peningkatan suhu > 38°C menandakan infeksi.
d.        Lakukan rendam bokong.
R/ untuk memperlancar sirkulasi ke perinium dan mengurangi udema.
e.         Sarankan ibu membersihkan perineal dari depan ke belakang.
R/ membantu mencegah kontaminasi rektal melalui vaginal.


Dx 4
Tujuan           : Kebutuhan ADL-nya dapat terpenuhi dengan kriteria :
Kriteria hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain, keadaan umum baik, kekuatan otot baik

Intervensi:
a.              Kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
R/ mengetahui kemampuan klien dan dapat memenuhi kebutuhannya
b.             Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
R/ bantu dan latihan yang teratur membiasakan klien melakukan aktivitas sehari-hari.
c.              Anjurkan keluarga untuk kooperatif dalam perawatan
R/ keluarga dapat membantu dan bekerja sama memenuhi kebutuhan klien dan mempercepat proses penyembuhan.
Dx 5
Tujuan           : Gangguan eliminasi teratasi.
Kritenia hasil : Klien secara verbal mengatakan mampu BAB normal tanpa keluhan sesuai pola.
Intervensi :
a.         Kaji bising usus, diastasis recti.
R/ mengevaluasi fungsi usus. Diastasis recti berat menurunkan tonus otot abdomen yang diperlukan untuk mengejan selama pengosongan.
b.        Kaji adanya Hemoroid.
R/ hemoroid akan menyebabkan gangguan eliminasi.
c.         Anjurkan diet makanan tinggi serat, peningkatan cairan.
R/ makanan tinggi serta dan peningkatan cairan merangsang eliminasi.
d.        Anjurkan peningkatan aktivitas dan ambulasi sesuai toleransi.
R/ membantu peningkatan peristaltik gastrointestinal.
e.         Kolaborasi pemberian laksantif, supositona atau enema.
R/ meningkatkan untuk kembali ke kebiasaan defekasi normal dan mencegah mengejan atau stress perianal selama pengosongan

Dx 6
Tujuan           : setelah diberikan askep diharapkan pengetahuan ibu tentang perawatan dini dan bayi bertambah
Kriteria hasil : mengungkapkan kebutuhan ibu pada masa post partum dan dapat melakukan aktivitas yang perlu dilakukan dan alasannya seperti perawatan bayi, menyusui, perawatan perinium.
Intervensi :
a.    Berikan informasi tentang perawatan dini (perawatan perineal) perubahan fisiologi, lochea, perubahan peran, istirahat, KB.
R/ membantu mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan dan berperan pada adaptasi yang positif dari perubahan fisik dan emosional.
b.    Berikan informasi tentang perawatan bayi (perawatan tali pusat, ari, memandikan dan imunisasi).
R/ menambah pengetahuan ibu tentang perawatan bayi sehingga bayi tumbuh dengan baik.
c.    Sarankan agar mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari.
R/ memperjelas pemahaman ibu tentang apa yang sudah dipelajari.

E.     Psikososial pada Masa Nifas
Proses adapatasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan,menjelang proses kehamilan maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bidan dan keluarga untuk membantu ibu beradaptasi pada masa nifas adalah peran dan fungsinya ibu menjadi orang orang tua, respond an dukungan psikososial dari keluarga, sejarah riwayat, dan pengalaman masa kehamilan dan persalinannya,harapan,keinginan dan aspirasi pada saat hamil dan melahirkan. Semuanya saling berkaitan selama proses adaptasi nifas. Ketidakbahagiaan masa kehamilan akan memperburuk adaptasi fase nifasnya. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan selama masa nifas ialah:
1.    Kondisi fisiknya, seperti kesehatan organ reproduksi ibu
2.    Gizi dan lingkungna nifas yang bersih.
3.    Pemberian dukungan dari suami atau kelurga besarnya.
B.   Masalah- Masalah Psikologis pada Masa Nifas
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung 30 hari. Depresi post partum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Depresi post partum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan , mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido. Tingkat keparahan depresi post partum bevariasi. Keadaan ekstrim yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami kesedihan sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa awal post partum, yang disebut dengan “ baby blues/ maternity blues”. Gangguan post partum yang paling berat disebut “psikosis/psikosa post partum atau melankolia”. Diantara dua keadaan ekstrim tersebut terdapat keadaan yang mempunyai tingkat keparahan sedang yaitu “depressi post partum/neurosa post partum” . (Regina , 2011)
1.    Baby Blues
       Post partum blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan,labilitas persaan dan depresi pada ibu .
      Diperkirakan hampir 50-70% seluruh wanita pasca melahirkan akan mengalami baby blues atau post natal syndrome yang terjadi pada hari ke-4 -10 pasca persalinan.
                  2.    Depresi Post Partum
Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdya dan merasa serba kurang mampu,tertindih oleh beban terhadap tangung jawab terhadap bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk menghilangakan perasaan itu.Depresi post partum dapat berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat atau lebih ringan.Gejalanya sama saja tetapi di samping itu,ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai seorang ibu.
(usia 35-50 tahun) .Misalnya gagalnya mencapai sasaran-sasaran yang telah di rencanakan anak-anak mulai meningalkan rumah dan lain-lain,semua ini bisa menyebabkan depresi.Menurut catatan psikiater orang-prang yang menikah lebih banyak mengalami depresi dari pada yang  yang tidak menikah.Para ahli mengatakan hal ini di sebabkan oleh konflik-konflik interpersonal yang timbul dalam relasi yang dekat didalam perkawinan.
Di samping itu perempuan dua kali lebih banya di diagnosa sebagai memngalami depresi dari pada laki-laki penyeba masie belum di ketahui dengan pasti.Apakah mungkin karena bedanya biologis karena wanita lebih mudah menyatakan perasaanya atau karena perempuan lebih banyak mengalami stress sosial karena tidak berhasil memenuhi keinginan mereka di masyarakat.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perubahan System Reproduksi Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem organ tubuhnya.Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi perubahan pada vagina dan vulva, servik, uterus  dan ovarium.
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap,yaitu pada masa kehamilan(antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun(postnatal) (Perinasia, 2007, p.1). Ibu yang menyusui hendaknya menjaga kualitas ASInya dengan makanan yang sehat dan bergizi. Selain itu kondisi tubuh juga harus dijaga.seperti mengkonsumsi Ikan Salmon, Susu Rendah Lemak, Daging Sapi Tanpa Lemak, Jeruk dan Sayuran, Roti Gandum, Telur,Air putih.

B.     Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan keperawatan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education pada ibu post partum.